skip to main |
skip to sidebar

Oktober 24, 2017

Unknown
No comments
UJIAN TERAKHIR DARI KYAI. "CARILAH MAKHLUK YANG LEBIH HINA DARI DIRIMU".
.
Di sebuah pondok pesantren, terdapat seorang santri yang tengah
menuntut ilmu pada seorang Kyai. Sudah bertahun-tahun lamanya si santri
belajar .Hingga tibalah saat dimana dia akan diperbolehkan pulang untuk
mengabdi kepada masyarakat
.
Sebelum kang Santri tersebut
pulang, Kyai memberinya satu ujian untuk membuktikan bahwa si Santri
benar-benar sudah matang ilmunya dan siap menghadapi kehidupan diluar
Pesantren.
.
Pak Kyai kemudian berkata pada Kang santri.
.
"Sebelum kamu pulang, dalam tiga hari ini, aku ingin meminta kamu
mencarikan seorang ataupun makhluk yang lebih hina dan buruk dari kamu,
“ujar sang Kyai.
.
“Tiga hari itu terlalu lama Kyai, hari ini
aku bisa menemukan banyak orang atau makhluk yang lebih buruk daripada
saya,”jawab Santri penuh percaya diri.
.
Sang Kyai tersenyum seraya mempersilakan muridnya membawa seorang ataupun makhluk itu kehadapannya.
Santri keluar dari ruangan Kyai dengan semangat, ”hem, ujian yang sangat gampang!”
.
Hari itu juga, si Santri berjalan menyusuri jalanan ibu kota. Di tengah
jalan, dia menemukan seorang pemabuk berat. Menurut pemilik warung yang
dijumpainya, orang tersebut selalu mabuk-mabukan setiap hari. Pikiran
si Santri sedikit tenang, dalam hatinya dia berkata,
.
“ähay..
pasti dia orang yang lebih buruk dariku, setiap hari dia habiskan hanya
untuk mabuk-mabukan, sementara aku selalu rajin beribadah.”
.
Dalam perjalanan pulang Si santri kembali berpikir,
.
" kayaknya si pemabuk itu belum tentu lebih buruk dari aku , sekarang
dia mabuk-mabukan tapi siapa yang tahu di akhir hayatnya Allah justru
mendatangkan hidayah hingga dia bisa khusnul Khotimah, sedangkan aku
yang sekarang rajin ibadah, kalau diakhir hayatku, Allah justru
menghendaki Suúl Khotimah, bagaimana? “Huuh… berarti pemabuk itu belum
tentu lebih jelek dari aku,”ujarnya bimbang.
.
Kang Santri
kemudian kembali melanjutkan perjalanannya mencari orang atau makhluk
yang lebih buruk darinya. Di tengah perjalanan, dia menemukan seekor
anjing yang menjijikkan karena selain bulunya kusut dan bau, anjing
tersebut juga menderita kudisan.
.
“Akhirnya ketemu juga
makhluk yang lebih jelek dari aku, anjing tidak hanya haram, tapi juga
kudisan dan menjijikkan, ”teriak santri dengan girang.
.
Dengan
menggunakan karung beras, si Santri membungkus anjing tersebut hendak
dibawa ke Pesantren, Namun ditengah jalan , tiba-tiba dia kembali
berpikir,
.
“anjing ini memang buruk rupa dan kudisan, namun
benarkah dia lebih buruk dari aku?” Oh tidak, kalau anjing ini
meninggal, maka dia tidak akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang
dilakukannya di dunia, sedangkan aku harus mempertanggungjawabkan semua
perbuatan selama di dunia dan bisa jadi aku akan masuk ke neraka.
.
Akhirnya si santri menyadari bahwa dirinya belum tentu lebih baik dari anjing tersebut.
.
Hari semakin sore , Kang Santri maaih mencoba kembali mencari orang
atau makluk yang lebih jelek darinya. Namun hingga malam tiba, dia tak
jua menemukannya. Lama sekali dia berpikir, hingga akhirnya dia
memutuskan untuk pulang ke Pesantren dan menemui sang Kyai.
.
“Bagaimana Anakku, apakah kamu sudah menemukannya?”tanya sang Kyai.
.
“Sudah, Kyai,”jawabnya seraya tertunduk. “Ternyata diantara orang atau
makluk yang menurut saya sangat buruk, saya tetap paling buruk dari
mereka,”ujarnya perlahan.
.
Mendengar jawaban sang Murid, kyai tersenyum lega,
.
”alhamdulillah.. kamu dinyatakan lulus dari pondok pesantren ini, anakku,”ujar Kyai terharu.
Kemudian Kyai berkata "Selama kita hidup di Dunia, jangan pernah
bersikap sombong dan merasa lebih baik atau mulia dari orang ataupun
makhluk lain. Kita tidak pernah tahu, bagaimana akhir hidup yang akan
kita jalani. Bisa jadi sekarang kita baik dan mulia, tapi diakhir hayat
justru menjadi makhluk yang seburuk-buruknya. Bisa jadi pula sekarang
kita beriman, tapi di akhir hayat, setan berhasil memalingkan wajah kita
hingga melupakan-Nya.

0 komentar:
Posting Komentar